0

The Witness (2012)

Labels: , ,


Angel Williams (Gwen Zamora) akhir-akhir ini mengalami mimpi yang aneh tentang seorang pemuda yang terlihat frustasi hingga memutuskan untuk bunuh diri. Hingga suatu hari kejadian buruk terjadi di hotel tempat ia bekerja, salah satu tamu hotel ditemukan meninggal dunia tanpa sebab. Angel sendiri baru saja dipindahkan dari Manila ke Jakarta. Keluarganya adalah ekspatriat asal Filipina yang sudah menetap selama beberapa tahun di Jakarta, terkecuali Angel yang memang baru saja pindah. Ternyata kejadian buruk yang terjadi pada hari itu tidak berhenti sampai di situ. Di malam pada hari yang sama, Rumahnya kedatangan tamu seorang bapak tua membawa senapan yang kemudian membunuh seluruh penghuni rumahnya, termasuk ayah, ibu, adiknya Safara (Kimberly Ryder), pembantu dan petugas keamanan. Dirinya sendiri juga terkena tembakan namun masih selamat. Merasa syok dengan kematian keluarganya, Angel terlihat semakin depresi apalagi bayangan tentang pembunuhan keluarganya terus membayanginya, belum lagi mimpi aneh yang semakin sering terjadi. Angel sebagai satu-satunya yang selamat dan saksi mata pembunuhan itu harus menemukan siapa pembunuh keluarganya dan mengakhiri segala mimpi buruk yang ia alami.


The Witness merupakan hasil kerja sama antara rumah produksi dari 2 negara, Skylar Pictures dari Indonesia dan GMA Films dari Filipina. Skylar Pictures sendiri di dalam negeri telah memproduksi beberapa film seperti Tebus dan film dengan jumlah penonton terbanyak di tahun 2011, Surat Kecil Untuk Tuhan. Film yang rilis lebih dulu di Filipina ini sebagian besar menggunakan bahasa Inggris dalam dialognya dan beberapa bagian menggunakan bahasa Filipino dan Indonesia. Selain dirilis di Indonesia dan Filipina, film ini juga akan rilis di beberapa negara lain seperti Malaysia dan Singapura. Sutradara adalah Muhammad Yusuf yang sebelumnya pernah membuat film Tebus bersama Skylar Pictures.

Sebagai pemeran utama, Gwen Zamora adalah artis asal Filipina yang bernaung dalam GMA Pictures. Pierre Gruno memerankan seorang pria tua yang menjadi pembunuh kejam keluarga Williams. Beberapa karakter lain diperankan oleh artis Indonesia seperti Safara Williams diperankan oleh Kimberly Ryder, Agung Saga sebagai Aris Mahendra, Marcellino Lefrandt sebagai detektif Indra dan Feby Febiola sebagai Celine. Bermain sebagai wanita yang depresi akibat menjadi saksi mata kematian keluarganya, Gwen Zamora lebih banyak menangis ketimbang harus berkata-kata. Bahkan porsi dialog Agung Saga dan Kimberly Ryder mungkin lebih banyak dibanding dengan kemunculan mereka di film ini.

Berangkat dari genre thriller, The Witness sejak awal memang memberikan kesan misterius. Sebuah mimpi yang menjadi tanda tanya dan pembantaian berdarah yang dilakukan oleh orang yang tidak dikenal. Sayangnya ketika sensasi horor disisipkan ke dalam film ini terkesan repetitif. Walau begitu, Muhammad Yusuf membangun alur cerita The Witness dengan cukup baik, sehingga ketika penonton hampir sampai pada titik bosannya, ia justru mulai mengungkap jawaban dari setiap pertanyaan siapa, apa dan dimana. Menarik adalah music score yang digunakan hampir sepanjang film yaitu potongan intro dari salah satu soundtrack yang digunakan dalam film ini "Before I Die" oleh Pika Airplay and Izzal Peterson. Di film, lagu ini juga dinyanyikan langsung oleh Agung Saga sebagai salah satu lagu yang dirilis oleh band-nya.

The Witness menyajikan perpaduan antara thriller, horror dan romance. Sisi bloody dan gore menjadi konsumsi penggemar film thriller ditambah kemunculan bayangan-bayangan yang menghantui karakter Angel lalu menyisipkan drama percintaan ala FTV. Walau begitu, film ini mampu memberikan ketegangan yang konstan sepanjang film. Secara keseluruhan, The Witness menyajikan sesuatu yang berbeda dibandingkan film Indonesia kebanyakan dan keberhasilan Skylar Pictures bekerja sama dengan rumah produksi negara lain, membuka jalan bagi produser film lokal untuk go international.


RATE : 3.5 / 5

0

21 Jump Street (2012)

Labels: ,


Schmidt (Jonah Hill) dan Jenko (Channing Tatum) merupakan mantan teman satu sekolah bertemu kembali saat di akademi kepolisian, bedanya Schmidt adalah anak yang pandai sementara Jenko walaupun memiliki tubuh yang atletis tapi ia berkelakuan buruk dan selalu gagal dalam teori dimana pada akhirnya mereka berdua berteman dekat. Pada akhirnya mereka lulus bersama dan menjadi rekan kerja namun sebagai polisi taman. Ketika akhirnya mereka berhasil menangkap seorang anggota geng motor walaupun pada akhirnya dilepas karena mereka gagal membacakan hak terdakwa. Hal tersebut membuat mereka dipindahkan ke 21 Jump Street, divisi yang dipimpin oleh Captain Dickson (Ice Cube) memberikan tugas kepada mereka untuk menyamar dan menangkap pengedar narkoba di sebuah sekolah. Di sekolah bukan hanya misi itu yang harus mereka jalankan, tetapi seolah mereka kembali pada masa sekolah mereka dimana cinta dan persahabatan ikut ambil bagian.


21 Jump Street dibuat berdasarkan adaptasi film seri televisi dengan judul yang sama pada tahun 1987-1991. Sebagai sutradara adalah duet Phil Lord dan Chris Miller yang sebelumnya juga duet dalam film animasi Cloudy with a Chance of Meatballs dan kali ini mereka bekerja mengeksekusi skenario yang ditulis oleh Michael Bacall dan Jonah Hill. Dalam film ini, Phil Lord dan Chris Miller akan membawa anda ke dalam cerita yang sederhana anak sekolah dengan permasalahan cinta dan persahabatan di tengah penyamaran dua orang anggota polisi ini untuk mengungkap keberadaan pengedar narkoba dan yang didapatkan adalah sebuah tontonan yang amat menghibur. Tingkah laku Hill dan Tatum di sekolah inilah yang akan menjadi hiburan bagi anda dan joke vulgar dari keduanya akan menemani anda sepanjang film.

Membayangkan seorang Jonah Hill sebagai polisi dan memegang pistol atau Channing Tatum yang harus kembali ke bangku sekolah dan ikut kelas kimia. Bagi Jonah Hill peran sebagai seorang lulusan ekonomi yang memberikan ide-ide brilian dalam Moneyball memberikan persepsi bahwa karakter nerd memang cocok bagi dirinya dan itu kembali dia perankan di sini. Sementara bagi Channing Tatum mungkin terlihat aneh ketika ia harus memerankan anak SMA dan bergaul dengan anak-anak pandai lainnya dan memang itulah yang harus terjadi dalam 21 Jump Street. Walaupun begitu, usahanya cukup baik untuk menyatu dengan para nerd dan menjalin chemistry yang baik dengan Jonah Hill.

21 Jump Street menyajikan joke yang memang terkesan vulgar, tak heran jika film ini mendapatkan rating dewasa. Walaupun begitu, dalam cerita yang ditulis oleh Michael Bacall dan Jonah Hill juga menyisipkan pembahasan sosial dan pergaulan remaja Amerika saat ini. Bisa jadi ini merupakan sindirian bagi mereka, generasi remaja saat ini entah itu berkaitan dengan pergaulan sosial mereka ataupun tontonan televisi yang sedang 'hits'.

Diangkat berdasarkan serial TV pada jamannya yang melambungkan nama Johnny Depp, 21 Jump Street merupakan sebuah film komedi yang sangat menghibur. Walaupun saya sendiri belum pernah menyaksikan serial televisinya, tapi sepertinya chemistry antara Jonah Hill dan Channing Tatum tidak berbeda dengan pendahulunya saat masih menjadi serial TV. Kemunculan cameo yang tidak anda duga sebelumnya bisa menjadi bumbu manis bagi mereka yang ingin bernostalgia dengan serial TV-nya. Acungan jempol patut diberikan kepada duet Phil Lord dan Chris Miller dan juga Jonah Hill dan Channing Tatum yang tampil cukup baik dalam 21 Jump Street.


RATE : 4 / 5

1

Sanubari Jakarta (2012)

Labels: ,


Sanubari Jakarta adalah film omnibus yang terdiri dari 10 segmen cerita yang disutradarai oleh 10 sutradara yang berbeda. Film ini mengangkat tema yang tidak biasa dan cukup sensitif yaitu LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender) yang terjadi di dalam lingkup Ibukota Jakarta. Kesepuluh cerita yang mengangkat kisah cinta yang berbeda itu adalah 1/2, Malam Ini Aku Cantik, Lumba-lumba, Terhubung, Kentang, Menunggu Warna, Pembalut, Topeng Srikandi, Untuk A dan Kotak Cokelat. Lalu seperti apakah kisah cinta itu digambarkan dalam masing-masing segmen?

Dalam 1/2 karya sutradara Tika Pramesti menceritakan kehidupan seorang pria yang dalam hidupnya dibayangi oleh seorang pria dan seorang wanita. Diantara keduanya masing-masing memiliki warna berbeda yang menggambarkan karakteristik masing-masing dan hubungannya kepada pria tersebut. Dalam segmen ini Tika Pramesti seolah ingin menggambarkan kesederhanaan dan minimalis dalam presentasinya tapi tetap bermakna. Seperti ruangan tempat masing-masing pria dan wanita itu berada yang terbuat dari gambar yang dibuat serta pencahayaan merah dan biru yang menggambarkan warna masing-masing. Intinya 1/2 hadir minimalis tapi dalam maknya, ketika seseorang mencintai tidak dengan sepenuhnya.


Setelah dibuka dengan cukup baik oleh 1/2 dilanjutkan dengan segmen kedua yang merupakan hasil dari seorang Dinda Kanya Dewi. Kali ini yang diangkat dalam Malam Ini Aku Cantik mungkin sudah tidak asing lagi bagi mereka yang sering bergeliat dalam kehidupan malam Jakarta. Bercerita tentang Agus, seorang waria yang harus bekerja sebagai PSK demi memenuhi kebutuhan hidupnya. Terkadang Agus harus mendapatkan perlakuan buruk dari pelanggannya bahkan seringkali melukai tubuhnya, namun apalah artinya ketika ia mengingat tanggungan hidupnya yaitu keluarganya sendiri.

Lola Amaria yang bertindak sebagai produser juga menuangkan karyanya di Sanubari Jakarta. Adalah Lumba-lumba segmen kedua ini yang berkisah tentang Adinda, seorang guru TK yang menyukai lumba-lumba yang kemudian bertemu dengan Ibu dari salah satu muridnya. Lumba-lumba sendiri merepresentasikan hewan yang menyukai hubungan sesama jenis dan itu menjadi simbol bagi Adinda untuk sesuatu yang tak bisa ia jelaskan secara langsung. Lumba-lumba menjadi wadah bagi Lola Amaria untuk menggambarkan hubungan sesama jenis baik itu lesbian maupun gay.


Segmen keempat adalah Terhubung buah karya Alfrits John Robert yang berkisah dua orang wanita yang tidak saling mengenal. Yang satu menuntuk hak-nya untuk bebas memilih siapa yang harus ia nikahi sedangkan yang satu lagi baru putus dengan pasangannya setelah pasangannya memilih untuk menikah dengan seorang pria. Dalam alur yang sederhana, Terhubung menggambarkan bagaimana seorang individu bisa menemukan pasangannya entah itu berlawanan jenis maupun pasangan sejenis.

Kentang oleh Aline Jusrina ini merupakan salah satu segmen menarik dari deretan cerita dalam Sanubari Jakarta. Pasangan gay Drajat dan Acel sedang menikmati kebersamaan mereka di kamar kost Drajat. Ketika sebuah telpon mengganggu mereka yang terjadi selanjutnya adalah dialog yang menggambarkan hubungan mereka saat ini. Menariknya Aline justru membawakannya secara komedi membuat pembicaraan antara Drajat dan Acel justru sangat dapat dinikmati.

Menunggu Warna oleh sutradara Adriyanto Dewo mengkisahkan dua pekerja pabrik yang dipertemukan di sebuah lampu merah. Segmen ini ditampilkan secara hitam putih dan tanpa dialog. Adriyanto seoalah ingin menggambarkan bagaimana saat kita menunggu jodoh atau orang yang disukai untuk datang yang membuat hidup lebih berwarna sama halnya ketika menunggu lampu lalu lintas dari merah menjadi hijau atau saat dimana menunggu hitam putih ini untuk jadi berwarna.

Segmen selanjutnya adalah Pembalut yang disutradarai oleh Billy Christian yang juga terlibat dalam film omnibus hi5teria. Dalam segmen ini menceritakan perdebatan antara sepasang perempuan di sebuah kamar ketika hubungan seksual mereka harus berhenti ketika salah satu dari mereka sedang menstruasi sementara ini merupakan pertemuan terakhir mereka. Pembalut menggambarkan masalah umum yang dihadapi oleh pasangan lesbian dan juga bagaimana seorang wanita bisa menjadi seorang lesbian. Menariknya dalam segmen ini walaupun ada beberapa karakter tapi sebenarnya Billy hanya menggunakan 2 cast saja dan Reva Marchellin memerankan beberapa karakter sekaligus.


Topeng Srikandi oleh Kirana Larasati menceritakan seorang wanita yang merubah penampilannya menjadi pria akibat perlakuan tidak adil dan pelecehan terhadap wanita oleh beberapa pria di kantornya. Diantara segmen lain dalam Sanubari Jakarta, Topeng Srikandi mungkin yang paling lemah dalam mengangkat tema LGBT itu sendiri dan lebih kepada persamaan hak perempuan.

Untuk A karya Fira Sofiana adalah segmen yang paling sederhana dibandingkan dengan segmen lainnya. Menceritakan seorang pria bernama Ari yang menulis surat untuk A yang sebenarnya adalah dirinya sendiri yang dahulu adalah seorang perempuan yang kemudian berubah menjadi laki-laki. Walaupun sederhana dengan narasi dan dialog yang singkat tapi segmen ini justru yang sulit dimengerti oleh sebagian orang dan menimbulkan banyak pertanyaan, siapakah si A sebenarnya.

Menutup omnibus Sanubari Jakarta adalah Kotak Cokelat hasil karya sutradara Sim F. Dibintangi oleh Miea Kusuma dan Reuben Elishama, segmen ini bercerita tentang seorang pria dan seorang wanita yang dipertemukan kemudian menjalin kasih hingga sampai pada titik dimana saat sang pria memberikan sebuah cincin membuat si wanita berada pada sebuah keraguan untuk menceritakan dirinya yang sebenarnya. Dan penampilan Miea dan Reuben yang berhasil menciptakan chemistry yang cukup baik menjadikan segmen ini salah satu yang terbaik dalam Sanubari Jakarta.

Secara keseluruhan Sanubari Jakarta merupakan sebuah film yang cukup dapat dinikmati. Beberapa segmen memang terlihat unik bahkan menghibur. Sebut saja 1/2 dengan visualisasinya, Kentang yang berbalut komedi membuat anda tertawa ataupun Menunggu Warna yang menggunakan pendekatan hitam putih dan beberapa segmen yang memang dibuat sederhana tapi penuh makna. Cukup berani memang film ini mengangkat tema yang sensitif yaitu LGBT. Seolah mewakili suara mereka yang selama ini terpinggirkan bahwa mereka ada dan sama halnya dengan yang lainnya, mereka memiliki permasalahan hidup dan juga perasaan cinta yang selama ini dipandang sebagian besar orang dengan sebelah mata.


RATE : 3.5 / 5

0

Battleship (2012)

Labels:


Alex Hopper (Taylor Kitsch) terpaksa harus bergabung dengan angkatan laut setelah apa yang dilakukannya untuk merayu Samantha (Brooklyn Decker) yang ternyata adalah anak dari atasan kakaknya, Stone Hopper (Alexander Skarsgård) di angkatan laut. Angkatan laut Amerika dengan angkatan laut dari beberapa negara lain tergabung dalam RIMPAC yang merupakan pelatihan angkatan laut internasional yang diadakan di Laut Pasifik. Namun siapa sangka latihan ini berubah menjadi sebuah misi untuk menyelamatkan dunia, ketika Bumi kedatangan 5 benda asing akibat percobaan NASA untuk berkomunikasi dengan Planet G. Tiga kapal yang ditugaskan untuk memeriksa benda asing tersebut, USS John Paul Jones, USS Sampson, dan JDS Myoko terjebak di dalam sebuah pelindung yang dibuat oleh sang makhluk asing dan kini hanya merekalah harapan dunia untuk mencegah invasi yang dilakukan oleh makhluk asing tersebut.


Battleship diangkat dari sebuah permainan anak-anak yang terdiri dari kotak-kotak dimana masing-masing pemain akan menempatkan armada perangnya dan pemain lawannya harus menebak dimana lokasinya berdasarkan kotak-kotak yang ada. Sebuah Blind Strategy Board Game dengan sistem Turn-Based dan apabila berhasil mengenai posisi lawan dengan tepat bisa terus menjalankan gilirannya, tetapi jika gagal harus berganti dengan lawannya. Sebuah permainan yang mengasikkan yang mungkin sebagian orang pernah memainkannya dahulu bahkan hingga sekarang.


Mungkin tidak mudah untuk menjadikan sebuah permainan yang tanpa cerita untuk dijadikan sebuah film, untuk itu Universal dan Hasbro menunjuk Erich Hoeber dan Jon Hoeber untuk menulis naskahnya dan Peter Berg sebagai sutradara. Tanpa basa basi lagi, tanpa cerita yang cukup berarti Erich Hoeber dan Jon Hoeber langsung menjadikan Battleship sebuah film aksi perang dengan visual effect yang menawan, menariknya permainan Battleship pun diterapkan di sini. Apabila dalam permainan Battleship kita diharuskan menebak posisi lawan berdasarkan kotak-kotak yang ada, kali ini Peter Berg menggunakan sesuatu yang lebih ilmiah yaitu perubahan ketinggian air yang dideteksi alat yang biasa digunakan untuk peringatan dini tsunami. Dengan alat inilah kapal perang USS John Paul Jones mendeteksi keberadaan kapal perang milik makhluk asing untuk menghancurkan mereka.

Dari sisi visual effect, mungkin akan terlihat berbagai kemiripan antara visual Battleship dengan Transformers, bahkan dari bentuk kapal perang makhluk asing ataupun senjata mereka ada sedikit kemiripan. Tentu saja mungkin pengaruh Hasbro sebagai perusahaan yang menaungi kedua film ini, sehingga visual effect dalam Battleship memiliki kemiripan dengan Transformers. Bahkan disebut-sebut Peter Berg terinspirasi oleh Michael Bay saat membuat film ini. Selain itu menarik bagaimana Peter Berg mengambil gambar secara eagle-eye menampilkan bagaimana medan peperangan secara geografis.

Perlu diakui Battleship memang minim dalam segi cerita begitu juga dengan karakteristik dan akting yang masih sangat dangkal. Namun begitu ketika kita berangkat untuk menikmati film ini hanya sebagai hiburan semata tentunya dengan mengesampingkan hal-hal tersebut mungkin anda tidak akan kecewa. Jika boleh membandingkan, Battleship memang lebih baik daripada Transformers ataupun Battle: Los Angeles sekalipun. Bukan Liam Neeson ataupun seorang Rihanna yang juga ikut bermain dalam film ini, melainkan Peter Berg yang mampu membuat Battleship berani bicara BOOM, BANG, DHUAR.


RATE : 3 / 5

0

Wrath of the Titans (2012)

Labels:


Setelah pertarungan besar menyelamatkan Argos dari serangan Kraken, Perseus (Sam Worthington) memilih kehidupan di Bumi ketimbang menjadi dewa. Sepeninggal istrinya ia hidup berdua bersama anaknya Helius, namun tak selamanya kedamaian itu tercipta. Jauh di Underworld sana, Hades (Ralph Fiennes) bersama dengan Ares (Édgar Ramírez) yang mengkhianati ayahnya berencana untuk membangkitkan Kronos, Zeus (Liam Neeson) dan Poseidon (Danny Huston) berusaha menghentikan mereka, namun gagal dan mengakibatkan tertangkapnya Zeus dan tewasnya Poseidon. Perseus kini mendapatkan tugas untuk menyelamatkan ayahnya, Zeus di Tartarus dan untuk melakukan itu ia perlu bantuan dari Hephaestus untuk bisa menunjukkan jalan ke Tartarus dan untuk menemukan Hephaestus, Perseus membutuhkan bantuan dari Agenor (Toby Kebbell), anak dari Poseidon. Perseus dan Agenor dibantu oleh Andromeda (Rosamund Pike) dan beberapa pengawalnya harus menemukan Hephaestus dan menyelamatkan Zeus serta menghancurkan Kronos demi menyelamatkan dunia.


Kegagalan yang dialami Clash of the Titans untuk mendapatkan hasil box office yang signifikan membuat digantikannya sutradara Louis Leterrier dengan Jonathan Liebesman. Liebesman sendiri tahun lalu sempat gagal dengan Battle: Los Angeles yang juga gagal dalam perolehan box office. Dalam Wrath of the Titans ini, melanjutkan mitologi Yunani lainnya, kali ini Perseus akan membawa ke petualangan barunya menuju Tartarus, tempat Kronos dikurung. Beberapa karakter baru yang menemani Perseus dalam petualangan ini seperti Hephaestus yang diperankan oleh Bill Nighy dan Agenor yang diperankan oleh Toby Kebbell serta antagonis utama, Ares yang diperankan oleh Edgar Ramirez. Selain itu karakter Io yang diperankan oleh Gemma Arterton di film sebelumnya kali ini tidak ada dan Andromeda yang sebelumnya diperankan oleh Alexa Davalos digantikan oleh Rosamund Pike.

Hal yang ditunggu para pecinta mitologi Yunani mungkin adalah makhluk mitologi menjadi salah satu yang ditunggu. Pada Clash of the Titans, tidak banyak makhluk yang muncul, sebut saja Kraken atau Medusa dan dalam Wrath of the Titans, seperti yang dijanjikan sebelumnya bahwa akan ditampilkan makhluk lain yang lebih banyak. Kali ini akan muncul makhluk mitologi lain seperti Chimera, Cyclops, Minotaur bahkan Kronos sekalipun. Untuk teknologi 3D, berbeda dengan Clash of the Titans yang menggunakan konversi 2D ke 3D sehingga hasilnya sangat mengecewakan. Kali ini Wrath of the Titans, walaupun Liebesman tetap mengambil gambar secara 2D, tapi tiap adegan yang diambil memang sudah direncanakan untuk dikonversi ke dalam 3D. Hasilnya tampilan 3D yang dihasilkan jauh lebih memuaskan, setidaknya ada beberapa adegan yang cukup baik ditampilkan dalam 3D dan seolah film ini membawa kita ke dunia mitologi ini lebih jauh. Tak salah bila memilih untuk menikmatinya dari balik kacamata 3D.

Pergantian sutradara dari Louis Leterrier menjadi Jonathan Liebesman untuk film kedua kisah Perseus ini ternyata tidak banyak mempengaruhi hasil akhir. Wrath of the Titans tetap berjalan pada alur yang cepat dan lemah dalam bercerita, walau begitu tidak ada salahnya untuk menikmati aksi seru petualangan Perseus apalagi dengan teknologi 3D yang kali ini benar-benar dimanfaatkan dengan baik oleh seorang Liebesman. Setidaknya Wrath of the Titans cukup bisa menjadi pengobat rindu bagi mereka pecinta mitologi Yunani walaupun mungkin jauh dari apa yang diharapkan.


RATE : 3 / 5

0

The Raid (2012)

Labels: ,


Apa yang dipikirkan oleh seorang anggota baru pasukan khusus polisi ketika tahu dirinya mendapatkan tugas berat mendatangi tempat yang menjadi sarang penjahat. Rama (Iko Uwais) seusai menyelesaikan ibadahnya dan berpamitan dengan istrinya yang sedang hamil dan juga sang ayah, ia pun berangkat menjalankan tugasnya sebagai seorang anggota polisi. Regu tempat Rama bernaung kali ini mendapatkan tugas untuk menangkap Tama (Ray Sahetapy), seorang gembong penjahat yang ditakuti baik dari jajaran polisi maupun diantara penjahat sendiri. Regu yang dipimpin oleh Sersan Jaka (Joe Taslim) ini harus memasuki apartemen milik Tama dengan penjagaan yang ketat dan penghuni yang setia terhadap Tama. Belum lagi kehadiran 2 orang tangan kanan Tama yaitu Mad Dog (Yayan Ruhian) dan Andi (Donny Alamsyah). Tentunya tidak mudah bagi mereka untuk bisa menembus pertahanan apartemen tersebut dan membawa keluar Tama hidup dan mereka pun harus melalui ini semua sendiri tanpa adanya bantuan dari yang lain.


Disutradarai oleh Gareth Evans, The Raid atau Serbuan Maut merupakan film panjang ketiga baginya setelah Footsteps dan Merantau. Dalam The Raid kali ini, Gareth membawa kembali beberapa aktor yang sebelumnya pernah bekerja dengannya dalam Merantau, sebut saja Iko Uwais, Donny Alamsyah dan Yayan Ruhian. Bagi mereka yang suka dengan aksi mereka dalam Merantau pastinya tidak sabar melihat aksi yang lebih banyak dalam The Raid. Selain tiga nama di atas ada beberapa yang pastinya tidak kalah keren dibandingkan mereka, ada Joe Taslim dan masih banyak lagi pemain-pemain pendukung yang pastinya akan memanjakan mereka pecinta film action yang mengharapkan aksi-aksi hebat yang disajikan oleh Gareth Evans dalam The Raid.

The Raid hadir dengan ide cerita yang sangat sederhana, sekawanan polisi yang menyerbu markas penjahat dimana mereka harus menghadapi penghuni apartemen dan menelusuri lantai satu demi satu. Sekilas alur cerita ini mengingatkan kita seperti saat bermain video game. Tapi apalah arti cerita yang detail ketika memang film ini ditujukan untuk menyajikan aksi-aksi yang menakjubkan. Di bagian koreografi yang memegang peranan penting dalam semua adegan bertarung adalah Iko Uwais dan Yayan Ruhiyan. Baik Iko yang seorang atlit silat dan Yayan yang aktif dalam dunia seni bela diri, keduanya kembali berkolaborasi membuat adegan-adegan bertarung yang membuat penonton menahan nafas ketika menonton film ini dan pastinya dalam The Raid, mereka akan menampilkan sesuatu yang lebih hebat dari pada apa yang ditampilkan dalam Merantau.

Mungkin ada baiknya sebelum anda menonton film ini, hilangkan pemikiran cerita yang dalam dan detail, karena bukan berarti film dengan hal tersebut pasti bagus dan buan berarti film yang tidak mengedepankan hal tersebut pasti buruk. The Raid telah membuktikannya, dengan unsur cerita yang simpel dan minim dialog tapi film ini memberikan sajian maksimal bagi mereka pecinta film action. The Raid adalah persembahan seorang Gareth Evans, sutradara asal Wales untuk kemajuan film Indonesia. Sebagai film Indonesia pertama yang dirilis resmi di Amerika oleh Sony Pictures dan mendapatkan penghargaan di bebeberapa festival film, The Raid patut menjadi kebanggaan Indonesia. Semoga dengan hadirnya The Raid mengembalikan sentimen positif penonton Indonesia untuk menonton film hasil karya negeri sendiri di bioskop. 


RATE : 4.5 / 5