4

5 cm (2012)

Labels: ,


"Bangsa yang besar ini juga harus punya mimpi" - 5cm. Kalimat tersebut menjadi pembuka film yang diangkat dari novel dengan judul yang sama. Novel 5 cm ditulis oleh Donny Dhirgantoro yang juga menjadi penulis skenario film ini. Novelnya sendiri menjadi best seller dalam negri. Pada dasarnya jika bereferensi pada kalimat pembuka film ini, tentunya 5 cm akan mengangkat tema nasionalisme selain tema persahabatan yang menjadi titik utama kisah yang diceritakan dalam film ini. Lalu sejauh apakah nasionalisme yang diangkat dalam 5 cm? Mungkin ada baiknya satu per satu kita telusuri seperti apa film yang menjadi film pertama Rizal Mantovani yang diadaptasi dari novel.

Setelah petikan pembuka film ini yang diambil langsung dari bukunya, saatnya berkenalan dengan 5 tokoh utama yang telah menjadi sahabat selama bertahun-tahun. Mereka adalah Arial (Denny Sumargo), Ian (Igor Saykoji), Genta (Fedi Nuril), Riani (Raline Shah) dan Zafran (Herjunot Ali). Bertahun menjadi sahabat dan selalu bersama setiap hari hingga terlintas di pikiran mereka untuk berpisah sementara dan bertemu lagi demi melakukan sesuatu yang menakjubkan. Tiga bulan berlalu sejak perpisahan mereka dan kelimanya bertemu kembali di Stasiun Senen demi memulai perjalanan menaklukkan puncak gunung tertinggi di Pulau Jawa, Mahameru.


Kelima sahabat yang tampil dalam film ini memiliki karakter yang berbeda-beda, Arial yang gemar fitness namun pemalu dalam menghadapi orang baru, Ian yang gendut tak lepas dengan indomie dan koleksi filmnya yang membuatnya tidak lulus, Genta yang berjiwa pemimpin, Riani yang merupakan perempuan cerdas dan Zafran yang puitis tapi sedikit 'gila'. Selain kelima orang itu, ada satu orang lagi yaitu Arinda atau Dinda yang diperankan oleh Pevita Pearce. Dinda adalah sosok perempuan polos tapi cantik dan seksi. Tak heran bila seorang Zafran bisa jatuh hati kepadanya. Dengan bermacam karakteristik tersebut bisa terbayang bagaimana jadinya jika mereka saling berinteraksi.


Separuh pertama film ini memang digambarkan dengan kisah-kisah persahabatan, mimpi dan cinta yang dibumbui lelucon yang tak hentinya menghibur. Semakin jauh ke dalam cerita, semakin dalam pula kisah persahabatan yang berusaha ditampilkan. Memang jika berbicara soal ini film ini sanggup berbicara banyak. Bisa dibilang persahabatan yang diangkat di sini cukup lengkap, senang dan sedihnya persahabatan, bahkan hubungan cinta yang harus muncul disela-sela persahabatan. Lalu bagaimana dengan nasionalisme yang serta merta diangkat pada kalimat awal film. Film ini memang berambisi untuk berbicara banyak tentang nasionalisme tapi tanpa pijakan yang kuat semua itu seolah terasa kosong. Tanpa ada alasan yang dijelaskan di awal film tapi menjelang akhir seolah nasionalisme ini tiba-tiba tumbuh dan berakar kuat.

Walaupun begitu, ada sisi yang menjadi kekuatan daripada 5 cm. Memasuki paruh kedua film saat para petualang ini mulai memasuki petualangan mereka di Gunung Semeru, 5 cm menampilkan sebuah pemandangan alam yang sangat menakjubkan. Salut bagi tim sinematografi yang berhasil menyajikan gambar-gambar indah. Selain itu, sisi musik pengiring bisa menjadi salah satu kelebihan daripada 5 cm. Musik yang didukung oleh Nidji memberikan tambahan energi pada perjalanan petualang penakluk titik tertinggi di Pulau Jawa.

5 cm pada awalnya cukup ambisius untuk bisa berbicara banyak soal nasionalisme, ditunjukkan dengan sebuah petikan pembuka sebelum film. Namun apa daya ketika tak ada unsur nasionalisme yang jelas yang ingin disampaikan di sini namun tiba-tiba menjelang akhir film seolah nasionalisme sudah menjadi akar. Kisah manis persahabatan yang telah dipupuk dengan baik sejak awal seolah hilang dan kosong ketika seluruh karakter memasuki Gunung Semeru, yang disajikan hanyalah pemandangan alam indahnya Gunung Semeru tanpa berbicara banyak soal indahnya persahabatan atau hubungan cinta antar karakter. Sehingga akhirnya 5 cm hanya menjadi film yang diingat dari indahnya gambar yang disajikan dan mudah dilupakan dari sisi cerita.


RATE : 3.5 / 5

0

The Hobbit: An Unexpected Journey (2012)

Labels:


Bagi fans trilogi Lord of the Rings, siapa yang tidak ingat dengan kalimat "My Precious" yang selalu diucapkan Gollum. Bernostalgia dengan trilogi tersebut adalah yang bisa dilakukan oleh fans hingga saat diumumkan bahwa The Hobbit akan dibuat filmnya oleh Peter Jackson, pastinya para fans menjadi tidak sabar untuk menyaksikannya. The Hobbit sendiri merupakan prekuel daripada Lord of The Ring. Pada awalnya The Hobbit akan dibagi menjadi 2 film yaitu An Unexpected Journey dan There and Back Again. Namun pada saat mendekati perilisan An Unexpected Journey, diputuskan bahwa The Hobbit akan dibuat dalam trilogi.

The Hobbit membawa kita kembali ke Middle Earth, kali ini kisah berputar pada Bilbo Baggins. Masih ingat kan dengan Frodo Baggins dalam trilogi Lord of the Rings, seorang Hobbit yang ditugaskan untuk membawa One Ring ke Mordor untuk dihancurkan. Bilbo Baggins adalah paman daripada Frodo Baggins. Dalam Fellowship of the Ring sendiri tokoh Bilbo Baggins juga sudah dikenalkan pada bagian awal film dimana saat itu One Ring berada di tangan dia sebelum akhirnya diberikan kepada Frodo.


Pada masa ini, Bilbo Baggins yang sudah tua duduk dengan pena di tangannya menuliskan cerita di selembar kertas. Saat kemudian Frodo datang hingga ia menghentikan tulisannya tersebut. Sesaat Frodo pergi untuk menyambut kedatangan Gandalf, Bilbo duduk termenung di kursi halaman rumahnya seraya menghisap rokoknya, ia mengenang pertemuan pertamanya dengan Gandalf. Gandalf the Gray, salah satu penyihir di Middle Earth memilih dan membuat Bilbo bergabung dengan sekelompok kurcaci dalam petualangan mereka mendapatkan kembali tanah asal mereka yang diambil oleh seekor naga bernama Smaug. Dari sinilah petualangan The Hobbit dimulai.

Meet the new Fellowship of the Journey, Mereka adalah 13 kurcaci yaitu Nori, Fíli, Dori, Bofur, Glóin, Dwalin, Balin, Óin, Bombur, Bifur, Ori, Kíli dan terakhir adalah Thorin yang merupakan pewaris dari kerajaan kurcaci yang direbut oleh Smaug. Selain tokoh baru yang disebut tadi juga ada beberapa tokoh yang pernah muncul dalam trilogi LoTR. Selain Gandalf, ada Galadriel, Elrond, Saruman dan tidak lupa Smeagol aka Gollum. Kembalinya tokoh lama tersebut juga menandakan beberapa pemeran yang kembali muncul, seperti Ian McKellen, Cate Blanchett, Hugo Weaving, Christopher Lee dan tidak lupa Andy Serkis yang memerankan Gollum dengan teknologi motion capture. Martin Freeman yang berperan sebagai Bilbo memberikan ciri khas baru, gaya dan karakter Bilbo sudah mulai melekat pada diri pemeran Watson dalam serial TV Sherlock ini.


Dari sisi teknis The Hobbit sudah tidak perlu diragukan lagi. Dengan bahan dasar dan racikan yang sama seperti LoTR pendahulunya menghasilkan sebuah tontonan yang sama menariknya. Visual The Hobbit kembali menghadirkan gambar-gambar indah daratan Middle Earth yang dibawa dari daratan Selandia Baru tempat pengambilan gambar The Hobbit, keindahan panorama alam yang dirindukan sejak kehadiran LoTR. Ditambah musik pengiring yang semakin menggambarkan megahnya dunia fantasi J.R.R. Tolkien.

Yang berbeda dari The Hobbit adalah penggunaan format 3D dan pengambilan gambar dengan frame rate 48fps. Untuk frame rate saya sendiri belum bisa berkomentar karena belum menyaksikan untuk format ini sedangkan untuk format 3D, bila berharap 3D yang eye-popping anda tidak akan menemukannya di sini. Penggunaan format 3D dalam The Hobbit lebih mengedepankan kedalaman gambar ketimbang adegan yang eye-popping. Setidaknya format 3D bisa membawa merasakan dunia Middle Earth lebih jauh.

The Hobbit yang pada awalnya cukup diragukan apakah bisa menjadi sehebat seri LoTR hingga banyak yang menurunkan ekspektasinya tak disangka tetap dapat menghasilkan sebuah tontonan yang hebat. The Hobbit: An Unexpected Journey membuka trilogi baru dari buah karya J.R.R. Tolkien. Dengan durasi hampir 3 jam, film ini sama sekali tidak membosankan, dengan petualangan yang lebih berwarna dan kisah yang lebih jenaka, Peter Jackson benar-benar menjadikan An Unexpected Journey sebagai kisah petualangan bagi semua umur.


RATE : 4.5 / 5

2

Life of Pi (2012)

Labels: ,


"You have a story that makes me believe in God", sebuah kalimat yang terlontar dari seorang penulis kepada seorang pria India yang duduk di hadapannya. "As for God, I can only tell you my story" jawab pria India tersebut. Suasana percakapan santai di meja makan itu seketika menjadi serius. Piscine Molitor Patel nama pria India itu atau biasa dia dipanggil Pi. Pi lahir dan dibesarkan dalam keluarga Hindu di Pondicherry, sebuah wilayah Perancis di India. Walaupun besar dalam keluarga Hindu tidak menutup ia mempelajari agama lain, seperti Kristen dan Islam.

Beranjak remaja, Pi mendapati keluarganya harus pindah meninggalkan India ke Kanada membawa seluruh penghuni kebun binatang milik keluarganya. Menumpang kapal kargo Jepang, siapa sangka itu menjadi perjalanan terakhir mereka bersama, Pi menjadi satu-satunya manusia yang selamat dari tenggelamnya kapal itu, walau di atas sekoci penyelamat itu ia tidak sendiri. Ada makhluk hidup lain yaitu seekor harimau Benggala bernama Richard Parker yang menemaninya. Ini bukanlah perjalanan mencari Tuhan, tapi membuktikan bahwa Tuhan itu ada.


Sebuah opening title yang indah digambarkan dengan hewan-hewan penghuni kebun binatang diiringi musik berjudul Pi's Lullaby membuka gerbang menuju petualangan kisah Pi. Life of Pi sendiri diangkat dari novel karya Yann Martel. Novelnya sendiri cukup sukses, terbukti dengan diraihnya penghargaan Man Booker Prize pada tahun 2001 saat novel itu dirilis di Inggris. Berangkat dari situ, David Magee menulis screenplay yang kemudian dituangkan dalam film Life of Pi oleh Ang Lee.

Sebagai Pi remaja, Ang Lee menunjuk Suraj Sharma yang merupakan penampilan perdananya. Suraj sendiri pada awalnya hanya menemani sang kakak untuk casting namun tak disangka malah dirinya yang terpilih. Sedangkan Pi yang menjadi narator dalam kisah ini diperankan oleh Irrfan Khan. Selama terdampar di lautan pasifik, Pi ditemani oleh seekor harimau Benggala, namun pada aslinya tak satu adegan pun Suraj Sharma bersama harimau tersebut saat pengambilan adegan. Sepenuhnya Richard Parker merupakan hasil teknologi CGI dan hanya sedikit adegan di film ini yang menggunakan harimau asli.



Dibuat dalam format 3D, Life of Pi seolah menjawab keraguan penggunaan format 3D untuk genre drama seperti ini. Keindahan visual Life of Pi yang menjawab itu semua. Film ini membawa penontonnya ke petualangan yang benar-benar nyata. Gambar-gambar indah yang dihasilkan serta kepandaian dalam memanfaatkan format 3D yang sebenar-benarnya seakan membuat tak henti-hentinya mulut ini berkata "WOW". Sepenuhnya Life of Pi akan membawa menyelami alam imajinasi buatan Ang Lee.

Bukan hanya keindahan visual yang ditawarkan oleh Life of Pi tapi juga cerita tentang teologi secara universal. Hampir setiap dialog dari film ini meninggalkan bekas dalam bagi mereka yang menontonnya. Alhasil tidak cukup sekali menyaksikan film ini, bukan sekedar menikmati keindahan visualnya melainkan juga demi mendalami makna dari setiap dialog yang terucap. Akhir kata Life of Pi menyajikan tontonan yang lengkap baik dari sisi drama maupun visual membawa penontonnya ke dalam sebuah pengalaman cinematic yang tentunya tak akan terlupakan.


RATE : 5 / 5