0

Harry Potter and the Deathly Hallows Part 2 (2011)


Harry Potter, sebuah franchise film yang diangkat dari novel karya JK Rowling. Setidaknya membutuhkan waktu 10 tahun dengan menghasilkan 8 film untuk menyelesaikan franchise ini. Pada tahun 2001, film pertama Harry Potter yang berjudul Harry Potter and the Sorcerer's Stone pun dirilis. Kehadiran film ini menandakan lahirnya sebuah franchise besar yang hingga saat ini memiliki basis penggemar yang sangat besar di berbagai belahan dunia. Lahirnya franchise ini juga melahirkan bintang-bintang baru hollywood, sebut saja Daniel Radcliffe, Emma Watson dan Rupert Grin yang masing-masing memerankan Harry, Hermione dan Ron. Dulu mungkin tak banyak orang yang mengenal mereka, sekarang siapapun pecinta ini film pasti mengenal mereka. Dalam perjalanannya, Harry Potter sempet beberapa kali berganti sutradara. Dua film pertamanya, Harry Potter and the Sorcerer's Stone dan Harry Potter and the Chamber of Secrets disutradarai oleh Chris Colombus, kemudian digantikan oleh Alfonso Cuarón yang menangani film ketiga, Harry Potter and the Prisoner of Azkaban. Sedangkan film keempat, Harry Potter and the Goblet of Fire ditangani oleh Mike Newell. Baru mulai film kelimanya Harry Potter disutradarai oleh David Yates hingga film terakhir Harry Potter and the Deathly Hallows Part 2.


Melanjutkan bagian pertama dari Harry Potter and the Deathly Hallows, petualangan Harry, Hermione dan Ron untuk mencari dan menghancurkan Horcrux agar bisa mengalahkan Voldemort. Harry dan teman-temannya memulai perjalanan mereka berdasarkan info-info yang mereka dapat selama ini. Harry pun tidak mau ada korban lagi dalam pencarian mereka serta dalam upaya mereka untuk bisa mengalahkan Voldemort. Memulai perjalanan mereka di Gringotts untuk menemukan benda yang terdapat di kotak penyimpanan milik Bellatrix. Dengan bantuan Griphook, Harry dan teman-temannya memasuki Gringotts. Setelah menemukan apa yang mereka cari, Horcrux selanjutnya yang tidak dapat mereka temukan dimana pun juga. Harry memutuskan untuk kembali ke Hogwarts karena menurutnya di sanalah sisa dari horcrux itu berada. Di Hogwarts inilah pertempuran terakhir dunia sihir akan terjadi dimana Voldemort berusaha menemukan dan membunuh Harry demi menjadi satu-satunya diantara mereka berdua yang tersisa untuk bisa menjadi penyihir yang terhebat. Voldemort yang telah mendapatkan Elder Wand salah satu dari Deathly Hallows pun tanpa ragu menyatakan bahwa dia sudah punya kekuatan untuk mengalahkan seorang Harry Potter.

Sama dengan film sebelumnya, film kedelapan Harry Potter ini juga ditangani oleh David Yates sebagai sutradara. Dalam dua film terakhir Harry Potter yang diadaptasi dari buku terakhirnya Harry Potter and the Deathly Hallows, J.K. Rowling sebagai penulis novel turut ambil bagian dalam memilih bagian mana dari buku yang akan difilimkan. Memang hasil kerja Yates pada bagian pertama film bisa dikatakan cukup baik, walaupun di bagian pertama dari film terakhir ini lebih banyak mengedepankan unsur drama dibandingkan unsur sihirnya. Dalam bagian kedua ini, Yates akan lebih banyak menyajikan unsur sihir dan juga aksi-aksi yang pastinya penuh dengan visual effect. Apalagi film ini merupakan film terakhir dari franchise Harry Potter yang pastinya sangat ditunggu penggemarnya. Dari segi cerita, mungkin bagi mereka yang mengikuti novelnya dari awal hingga terakhir akan merasakan beberapa perbedaan di film ini, begitu juga ada bagian-bagian yang dianggap penting tapi tidak ditampilkan di film ini. Walau begitu tidak merusak cerita yang ada bahkan bagi mereka yang tidak membaca bukunya mungkin akan lebih mudah menangkapnya. Pada akhirnya, Yates berhasil merepresentasikan isi buku sesuai dengan apa yang dibayangkan oleh para pembacanya walaupun tidak sesempurna yang dibayangkan tapi Yates berhasil memberikan sentuhan drama dan juga adegan sihir yang memukau.

Dalam seri terakhir harry potter yang dibagi menjadi dua bagian ini pada awalnya direncanakan rilis dalam bentuk 3D baik bagian pertama maupun yang kedua. Namun pada akhirnya hanya bagian kedua saja yang disajikan versi 3D. Untungnya pada bagian kedua ini lebih banyak adegan sihir dengan visual effect yang menyihir mata dan tentunya sangat cocok bila disajikan dalam 3D. Tidak keseluruhan dari film ini bisa dinikmati dengan 3D, diawal film hingga pertengahan tidak banyak visual effect yang disajikan tetapi ketika masuk ke dalam Battle Hogwarts mulai pertengahan film, di sini yang namanya visual effect ditampilkan dengan habis-habisan oleh Yates. Di sinilah sebagai penonton akan dapat menikmati film ini dengan sajian 3D. Selain dari segi teknis tersebut, sentuhan cerita yang diadaptasi dari novel karya J.K. Rowling kali ini dibalut dengan scoring dari Alexandre Desplat yang menyentuh pastinya akan memberikan kesenangan tersendiri dan dengan scoring inilah film ini menjadi lebih memberikan sentuhan perasaan bagi mereka yang menontonnya. Tak heran bila mereka bisa menitikkan air mata apalagi bagi mereka yang mengikuti perjalanan film ini.

Harry Potter,sebuah franchise yang pada akhirnya tumbuh menjadi sebuah franchise besar, pada akhirnya ditutup dengan sebuah penutupan yang cukup epic. Bagi mereka yang mengikuti film ini mulai dari yang pertama Sorcerer's Stone hingga Deathly Hallows pastinya akan merasakan menjadi bagian dari generasi penyihir Harry Potter. Petualangan di dunia sihir bersama Harry Potter dan teman-temannya pasti akan menjadi kenangan tersendiri yang tak akan terlupakan. Kesuksesan mereka para sutradara yang telah merepresentasikan novel karya J.K. Rowling inilah yang patut diacungi jempol. Membuat franchise Harry Potter menjadi salah satu franchise film tersukses sepanjang masa. Dan tidak lupa penghargaan tertinggi diberikan kepada J.K. Rowling yang dengan imajinasinya melahirkan sebuah franchise yang hebat. Beruntunglah bagi mereka yang bisa tumbuh bersama franchise ini. Akhirnya dengan film terakhir ini, Harry Potter and the Deathly Hallows Part 2 menutup perjalanan panjang Harry Potter. Finally, It all ends here...


RATE : 4.5 / 5