Jakarta Hati (2012)

Labels: , ,


Jakarta, Kota metropolitan, ibukota negara kita tercinta, Indonesia, tempat orang dari berbagai latar belakang budaya, suku, agama, pendidikan dan pekerjaan berkumpul mengadu nasib demi memenuhi kebutuhan hidup. Hati, Tempat berbagai macam perasaan berkumpul, ada rasa suka, duka, senang, sedih, cinta, rindu, benci menjadi satu. Jakarta Hati merupakan sebuah film omnibus dari seorang Salman Aristo yang bercerita tentang Jakarta yang menjadi tempat dimana warganya menemukan dan mencurahkan hati masing-masing. Jakarta Hati sendiri terdiri dari 6 segmen yang masing-masing bercerita dari sudut kecil ibukota yang luas ini. Keenam segmen itu adalah Orang Lain, Masih Ada, Kabar Baik, Hadiah, Dalam Gelap dan Darling Fatimah.

Jakarta Hati dibuka oleh segmen Orang Lain yang bercerita tentang seorang pria dan seorang wanita yang menjadi korban perselingkuhan pasangan masing-masing. Kemudian keduanya saling bercerita, berjalan bersama menyusuri gemerlap malam kota Jakarta menemukan apa arti 'orang lain' bagi kisah cinta mereka.

Cerita kedua, Masih Ada mengkisahkan perjalanan seorang anggota dewan ke sebuah tempat 'pertemuan' di Senayan. Dalam perjalanannya ia mendengarkan keluh kesah warga Jakarta berkaitan dengan wakil rakyatnya yang duduk di gedung DPR. Kebimbangan dalam hati, ketika ia harus berhadapan dengan perbuatan kriminal dan naluri hatinya yang tergugah untuk membantu rakyat kecil dalam posisinya sebagai wakil rakyat.


Kabar Baik yang merupakan segmen ketiga membawa penontonnya ke dalam lika-liku hubungan ayah dan anak. Ketika seorang anggota polisi, Bana yang bertugas memproses BAP tersangka kriminal yang baru tertangkap. Hingga suatu waktu ia mendapatkan ayahnya menjadi tersangka kasus penipuan. Sekarang dia harus berhadapan dengan profesionalitas-nya sebagai polisi dan juga hatinya sebagai seorang anak.

Seorang penulis skenario film dihadapkan dengan masalah keuangan disaat ia harus memenuhi kebutuhan keluarganya tetapi sampai saat ini belum ada tawaran pekerjaan dari rumah produksi film manapun. Hatinya pun dihadapkan dengan tawaran pekerjaan dari temannya untuk menulis film dengan judul 'Pocong Impoten' yang berlawanan dengan prinsipnya untuk selalu menulis karya yang terbaik. Di sisi lain, anaknya meminta untuk membelikan hadiah bagi temannya yang berulang tahun, sementara sisa uang di dompetnya pun makin menipis. Cerita ini direpresentasikan pada segmen keempat, Hadiah.


Dalam Gelap, segmen keempat Jakarta Hati menceritakan percakapan pasangan suami istri di kamar saat terjadi pemadaman listrik. Awal dari percakapan yang biasa seketika berubah menjadi luar biasa, ketika masing-masing dari mereka mulai mencurahkan isi hatinya.

Segmen terakhir berjudul Darling Fatimah yang mengkisahkan seorang wanita penjual kue di pasar bernama Fatimah yang merupakan keturuan Arab. Darling atau dadar gulingnya yang terkenal membuat banyak pelanggan mendatanginya, baik memang untuk mencicipi kue buatannya ataupun pria yang bermaksud menggodanya. Sementara itu, seorang pria keturunan Cina datang menghampirinya, kemudian keduanya mulai berbicara tentang hati.

Jakarta Hati menjadi film kedua dari Salman Aristo yang berkisah seputar kota Jakarta. Setelah sebelumnya Salman hadir dalam Jakarta Maghrib yang menceritakan kisah di sudut kota Jakarta pada waktu Maghrib, kali ini Salman kembali bercerita dari sudut kota yang sama tapi kali ini ia bercerita tentang hati. Secara keseluruhan, sebagai film omnibus masing-masing segmen memang terasa timpang, artinya tidak semua merata baik dalam hal skenario maupun pemain. Ada beberapa nama besar dalam Jakarta Hati, seperti Slamet Rahardjo, Roy Marten, Surya Saputra, Dwi Sasono, serta beberapa artis muda yang cukup sering tampil di layar lebar seperti Andhika Pratama dan Dion Wiyoko. Masing-masing memerankan peran utama dalam setiap segmen.

Sebagai pembuka Orang Lain yang diperankan oleh pasangan Surya Saputra dan Asmirandah. Cerita pertama ini sendiri terasa naik turun baik secara emosi maupun chemistry antar kedua karakter. Ada kesan canggung antara Surya Saputra dan Asmirandah sehingga keduanya kurang maksimal bermain dalam segmen ini. Masih Ada yang merupakan cerita kedua kali ini bermain dari sisi politik dan sosial. Selain Slamet Rahardjo yang memainkan peran utama ada peran pembantu Didi Petet serta Agus Kuncoro. Bermain dengan kritik politik dan sosial, segmen kedua ini terasa gagal membawa ke hati yang lebih dalam tentang permasalahan ini walau begitu penampilan Slamet Rahardjo berhasil menyelamatkannya. Memasuki Kabar Baik, kali ini giliran skenario dari Salman Aristo dan penampilan ke-bapak-an Roy Marten yang membuat segmen ketiga ini menarik. Sangat disayangkan penampilan Andhika Pratama di sini terkesan dipaksakan.

Memasuki pertengahan film, mulai dari sini masing-masing cerita semakin membaik. Hadiah yang merupakan cerita keempat mungkin bersifat personal bagi sebagian orang. Bisa jadi ini merupakan curahatan hati seorang Salman Aristo dan kritiknya terhadap industri film Indonesia. Kehadiran Bastian 'Cowboy Junior' yang mendampingi Dwi Sasono dalam segmen ini bukanlah hanya tempelan biasa, penampilan anak unyu ini setidaknya memberikan makna sebenarnya dari segmen Hadiah. Cerita selanjutnya adalah Dalam Gelap, yang menampilkan Agni Pratistha dan Dion Wiyoko, walau mungkin sulit mengenali mereka dalam kegelapan. Menariknya segmen ini adalah menggunakan long take, jadi pengambilan gambar hanya dilakukan satu kali sepanjang cerita tanpa putus. Bagi saya, segmen ini cukup berkesan karena menggelitik kehidupan sosial yang sedang maraknya. Mau tahu itu apa? mungkin sebaiknya anda menyaksikannya sendiri. Jakarta Hati pun ditutup oleh Darling Fatimah yang bercerita dengan sangat sederhana tapi dalam maknanya.

Sebagai film omnibus bila harus membandingkan Jakarta Hati dengan Jakarta Maghrib dimana keduanya merupakan hasil karya Salman Aristo, saya jauh lebih menyukai Jakarta Maghrib ketimbang Jakarta Hati tentunya dari skenario dan pemain. Walaupun begitu secara keseluruhan Jakarta Hati tetap menjadi film yang patut dan layak untuk ditonton. Jakarta Hati, sebuah kisah tentang curahan hati dari berbagai sudut kota Jakarta menunjukkan bahwa warganya masih punya hati.


RATE : 3.5 / 5

0 comments:

Post a Comment