Rindu Purnama (2011)


Rindu Purnama berkisah tentang kehidupan anak jalanan. Dibuka dengan sebuah adegan yang cukup mengesankan, Rindu (Salma Paramitha) dan teman-temannya sebagai anak jalanan harus berurusan dengan petugas ketika mereka sedang ngamen. Sebuah adegan kejar-kejaran yang penuh dengan kekonyolan cukup berhasil memberikan sebuah kesan pertama yang baik pada film ini. Rindu yang kemudian harus hilang ingatan akibat tertabrak mobil milik Surya (Tengku Firmansyah) yang dikendarai oleh Pak Pur (Landung Simatupang). Rindu yang kehilangan ingatannya untuk sementara tinggal di rumah Surya. Karena hilang ingatannya itu, mereka tidak mengetahui nama Rindu, sehingga Pak Pur memberinya nama Purnama. Surya yang sangat gila akan pekerjaan hingga sampai saat ini ia pun belum berkeluarga, tidak menyukai kehadiran Purnama di rumahnya dan meminta Pak Pur untuk mengembalikannya. Sementara di kantor, Surya kedatangan seorang wanita anak dari pemilik perusahaan, Monique (Titi Sjuman). Kehadiran Monique di sini yang baru saja datang dari Amerika setelah melanjutkan studinya adalah untuk merealisasikan proyek pertamanya dengan meminta bantuan Surya. Sementara itu Sarah (Ririn Ekawati), pemilik rumah singgah tempat Rindu dan teman-temannya tinggal, terus mencari keberadaan Rindu. Sementara Rindu yang merasa tidak diinginkan keberadaannya oleh Surya terpaksa kabur dan bertemu dengan anak jalanan lain sementara ia harus memulihkan ingatannya. Surya yang merasa bertanggung jawab akan perginya Rindu akhirnya mencari keberadaannya dengan bantuan lukisan-lukisan yang dibuat oleh Rindu. Berhasilkah Surya dan Sarah menemukan Rindu-Purnama?

Disutradarai oleh Matias Muchus yang sudah hampir 30 tahun berpengalaman sebagai aktor, akhirnya memberanikan diri untuk menjadi sutradara. Jadi Rindu Purnama merupakan film pertama Matias Muchus dimana ia bertindak sebagai sutaradara. Lagi-lagi kali ini sebuah film yang mengangkat kehidupan sosial masyarakat Indonesia. Setelah tahun lalu kita disuguhkan Alangkah Lucunya (Negeri Ini) yang mengangkat kehidupan anak jalanan sebagai pencopet atau Minggu Pagi di Victoria Park yang menceritakan kehidupan TKI di luar negeri. Kali ini yang kembali diangkat dalam Rindu Purnama adalah kehidupan anak jalanan, walaupun sebenarnya hanya secuil saja kehidupan anak jalanan yang digambarkan di sini. Cerita yang sebenarnya lebih kepada kehidupan di sekitar Rindu baik ketika ia sebagai anak jalanan atau ketika ia tinggal bersama Surya. Konflik yang terjadi pun bercabang pada hubungan Surya dan Sarah serta kehadiran Monique dalam hubungan keduanya. Memang konflik yang disajikan ini melenceng dari inti cerita film yang berkisar pada Rindu dan anak-anak jalanan. Tapi hal ini justru menjadi 'bumbu' tersendiri membuat cerita tidak stagnan berjalan pada satu plot saja. Film ini juga menyajikan sinematografi yang cukup apik. Sebuah landscape kota Jakarta dengan kehidupan 'kumuh'-nya menjadi satu ciri khas tersendiri.

Dalam Rindu Purnama ini, kita melihat penampilan seorang Salma Paramitha yang berperan sebagai Rindu-Purnama. Salma yang mengawali aktingnya dengan bermain dalam sinetron maupun film lepas, jadi dunia film layar lebar bisa dibilang cukup baru bagi Salma yang sebelumnya pernah bermain dalam film Safana. Saya sendiri belum pernah menyaksikan film itu dimana Salma juga berperan sebagai karakter utama dalam film tersebut, sehingga tidak mengetahui bagaimana aktingnya dalam film itu. Tapi dalam Rindu Purnama, Salma memerankan karakter Rindu-Purnama sebagai seorang anak jalanan dengan cukup baik. Bagi seorang artis yang baru berumur 11 tahun, Salma cukup berpotensi menjadi seorang bintang yang bersinar nantinya. Peran lain yang cukup menonjol di sini adalah Titi Sjuman dan Tengku Firmansyah. Walau baru pertama kali melihatnya, sepertinya peran antagonis cukup cocok bagi Titi Sjuman. Sedangkan bagi Tengku Firmansyah yang berperan sebagai Surya yang gila akan pekerjaannya sampai tidak berkeluarga, tidak terlalu berkesan di sini. Apalagi ketika berekspektasi pada perubahan karakter Surya menjadi seorang yang baik tidak dirasakan. Hal lain yang berkesan dari film ini adalah musik pengiringnya. Sebuah lagu berjudul Cinta Satukan Kita yang dinyanyikan Judika menjadi sebuah pengiring yang cukup apik.

Sebagai sebuah karya debut dari Matias Muchus yang tentunya sudah berpengalaman dalam dunia perfilman, Rindu Purnama merupakan awal yang cukup baik. Dengan segala 'keindahan' landscape pemukiman kumuh Jakarta dan sinematografi yang apik serta musik pengiring yang pas, sayangnya emosi yang dibangun dengan baik di awal film tidak dapat dipertahankan dengan baik. Tapi itu semua tidak menutup Rindu Purnama menjadi salah satu film Indonesia berkualitas tahun ini. Enjoy! 


RATE : 4 / 5

1 comments:

Post a Comment